Example floating
Example floating
BeritaFBBIHeadline

Memberdayakan Masyarakat Desa Sijamapolang Humbahas Bertani Hortikultura

38
×

Memberdayakan Masyarakat Desa Sijamapolang Humbahas Bertani Hortikultura

Sebarkan artikel ini
Penanaman cabai
Example 468x60

BATAKINDONESIA.CO – Salah satu program Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) adalah pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian. Pemberdayaan ini tentu bertujuan untuk meningkatkan penghasilan masyarakat untuk menopang kehidupan keluarga.

Salah satu program pertanian yang sudah dijalankan dengan menanami tumbuhan hortikultura, dengan arti pembudidayaan tanaman siap komsumsi, seperti kol, wortel, kentang, cabai, jagung dan yang lainnya.

Ketua FBBI, DR Ronsen Pasaribu, SH, MM terjun kelapangan melihat secara langsung perkembangan pertumbuhan sayuran kol

Untuk menjalan program ini lahan seluas 5 Ha yang dipakai di Desa Sijamapolang Siborboron Kabupaten Humbang Hasundutan yang Ph tanahnya berpariasi sehinnga membutuhkan pupuk kompos.

Vera Debatara Ketua DPD FBBI Sumatera Utara, terinspirasi dari orangtuanya petani mencoba mengembangkan usaha tani ini untuk membantu masyarakat setempat menerapkan cara bercocok tanam yang baik untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman tersebut.

Dari hasil kerja keras itu tidak sia sia yang mendatangkan hasil yang memuaskan, dan tentu dengan luas 5 ha itu menyerap tenaga kerja masyarakat setempat sekalian memberikan motivasi kepada mereka yang ikut bekerja.

Hasil panen cabai dan kentang

Menurut Vera, untuk bercocok tanam hortikura ada juga masalah-masalah yang dihadapi dalam proses mulai penanaman, perawatan, pengobatan sampai panen, sudah kami pelajari sebelumnya. Sumber ilmu tentu dari pakar FBBI dikombinasi dengan pengalaman saudara2 atau keluarga yang kami lihat berhasil di Sijamapolang.

Kesimpulannya adalah jenis bibit dan cara prosesnya tidak bisa ditiru persis dari tempat yang berbeda, namun berhasil jika proses yang terjadi di lokasi itu jadi model kita. Sebab, tanaman sudah menyesuaikan dengan iklim dan curah hujan serta sinar matahari dilokasi itu.

Titik-titik kesulitan selama menanam Kentang, Cabe dan Jagung.

– Kentang, relatif tidak terlalu mengalami permasalahan. Bibit itulah yang bermasalah, kurang informasi apakah sejenis atau tidak. Kita tidak tahu usia bibit dari asalnya. Baru tahu saat usia mau panen yang tidak seragam. Kemudian, tidak meratanya kesuburan tanah dihamparan yang 5 hektar itu.

– Cabai, titik lemahnya adalah curah hujan yang tidak bisa diprediksi. Kebetulan ketinggian Sijamapolang, tertinggi di Humbang Hasundutan, yang ketinggiannya 330-2.075 m diatas permukaan laut. Berdampak pada setiap datang hujan memerlukan semprot agar hama tidak berkembang merusak tanaman dan dampak dampak lainnya.

– Jagung, titik lemahnya pada hamanya. Siang didatangi moyet dan malam didatangi babi hutan. Ini benar benar hampir 40 % habis dimakan hama ini.

– Tenaga Kerja. Jumlah tenaga kerja sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Cukup..

– Ekspektasi atas hasil kentang, cukup bagus. Boleh dikatan, hasilnya bisa mengembalikan biaya modal. Walau belum bisa menutup biaya membuka lahan dan biaya pengadaan infrastruktur mesin, bangunan sopo, listrik dan lainnya.

– Ekspektasi Cabai, cukup bagus, boleh dikata hasilnya bisa mengembalikan biaya modal. Walau belum bisa menutup biaya membuka lahan.

– Ekspektasi Jagung, bisa mengembalikan biaya modal, namun belum memberikan untung. Motivasi kami yang menurun karena hama itu.

– Terakhir kami mencoba bibit Bawang merah. Bibit bawang pun agak sensitif soal kecocokan bibit dengan lahannya. Ada jenis bawang batu, yang cocok di Humbang hasundutan, sedangkan lainnya tidak cocok karena usia panen namun masih kurus, dan cabangnya pun sedikit.

– Harga pasca jual. Ini secara umum kami rasakan. Pada dasarnya, bidang pemasaran ini harus menguasai informasi harga melalui grup dan pintar pintar berhadapan dengan para pedagang atau pengepul yang sangat bersaing ketat. Nampaknya ada semacam mafia perdagangan di desa-desa yang sulit ditembus petani. Saran saya, kita harus menguasai tataniaga di Kabupaten dan Propinsi, atau kita bergerak di usaha yang baru yaitu menembak diatas kuda artinya kita pelaku pembelian dan penjualan ke toke besar di Kota Medan dan atau ibu kota.

Upaya-upaya sukses story yang kami dapatkan adalah dukungan Bupati Humbang Hasundutan. Hal ini karena sebelum memulai kami telah melakukan lobby dengan Bupati, Wakil Bupati, Kadis PU dan Kadis Pertanian. Dukungan infrastruktur seperti alat berat, informasi bibit dan mengatasi hama sangat menolong. Hanya harga jual, pemda belum mampu mengatasi tengkulak yang menguasai lapangan.

Tips-tips sukses bertani adalah

1.Percaya diri, jangan minder dan kepala tegak berhadapan dengan para tenaga kerja yang nakal, mencuri bibit, mencuri alat pertanian bahkan mencuri pupuk. Kita perlu tegas atas kecurangan yang kita alami dan kebetulan saya semakin matang berhadapan dengan praktek menyimpang di lapangan.

2. Praktek menyipang itulah tantangan FBBI bagaimana bisa memberikan pemahaman agar bertani yang jujur, bekerja jujur dan tidak boleh mencuri.

3. Oraet Labora : Adalah motto bekerja perkebunan FBBI. Semua usaha dibuat terencana, tentu ditengah keterbatasan modal namun hasilnya ditentukan oleh Tuhan Allah bapa di Surga. Kita tidak dapat menjemput asa kita, kita tidak dapat memastikan untung rugi, jadi untuk hal hal diluar kemampuan kita maka kita berdoa dan Tuhanlah yang mengaturnya.

4. Bangga jadi Petani. Banyak orang yang melihat kami seperti ini, namun tidak percaya seolah kami berpura pura petani. Tidaklah demikian, karena FBBI lembaga pemberdayaan maka kami takkan malu dilihat orang jadi petani. (VD)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *